Selasa, 05 Januari 2010

Layakkah Para Pendidik di Indonesia?


 

Anak Didik di Indonesia

Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia saat ini. Tak dapat dielak lagi, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi di Indonesia. Anak yang mampu maupun kurang mampu secara akademik, tetap menjalani proses pendidikan. Tidak seperti di negara lain, seperti Cina. Kebanyakan orang tua di negara itu hanya menyekolahkan anak-anak mereka yang pintar saja. Sedangkan yang kurang pintar, mereka ajari untuk bekerja. Mengapa? Karena mereka yakin bahwa kemampuan anaknya memang bukan di bidang akademik.

Hampir semua anak menjalani proses pendidikan dalam hidup mereka baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Di Indonesia, tidak ada perbedaan perlakuan dari orang tua untuk anak mereka yang mampu secara akademik maupun tidak. Sebagian besar dari mereka menjalani masa-masa sekolah. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan keprofesioanalan guru dalam menghadapi masalah ini.

Seorang guru harus mampu membedakan tindakan mereka pada anak-anak yang secara akademik mampu dan anak-anak yang secara akademik kurang mampu. Bagi anak-anak yang secara akademik kurang mampu, dapat diarahkan utnuk berprestasi di bidang non akademik.

Pendidik di Indonesia

Tingginya tuntutan terhadap pendidik di Indonesia menutut pula tingginya tingkat pendidikan pendidik di Indonesia. Namun, kita dapat melihat kualifikasi akademik mengenai data pendidikan terakhir guru, sebagai berikut :

 

Data guru dan Kualifikasi Akademik di Indonesia

No.

Jenjang

Jumlah

Kualifikasi Pendidikan

S1

D3

D2

D1

1

TK

137.069

5.318

-

7.539

124.143

2

SD

8.304

3.886

467

-

3.951

3

SLB

1.234.927

103.116

26.798

495.700

609.189

4

SMP

466.748

197.621

117.154

999.557

52.416

5

SMA

230.114

168.167

55.043

4.349

2.531

6

SMK

147.559

95.161

44.533

2.641

5.297

Jumlah

 

2.224.721

573.269

243.995

609.786

797.527

Sumber : Depdiknas 2007

 

Pendidik TK, sebagian besar di negeri kita mempunyai pendidikan D1. Padahal di luar negeri para pendidiknya adalah profesor. Mengapa tuntutan guru Tk semakin besar? Karena TK merupakan tempat pengembangan kepribadian dini seorang anak. Jika kualitas pendidikan pendidik rendah, bagaimana nasib anak didik nanti? Seharusnya, pendidik TK tidak cukup hanya D1 hingga S1, seharusnya adalah S2 ataupun S3.

Para pendidik SLB, sudah cukup baik kualifikasi pendidikan para pendidiknya. Hanya perlu tambahan kesabaran dalam menghadapi anak didik yang berbeda dari yang lain.

Pendidik SD disini, sangat banyak, namun sebagian besar adalah pendidik dengan kulifikasi pendidikan D1 & D2. Seharusnya pendidik minimal S1 karena di SD merupakan penanaman pendidikan dasarnya. Konsep dasar ini sangat penting untuk kelanjutann pendidikan yang akan dicapai selanjutnya. Jika konsep dasar sudah kurang baik, maka selanjutnya akan mengikuti kurang baik. Oleh karena itu, pendidik SD diharapkan lebih berkualitas dari segi tingkat pendidikannya.

Pendidik SMP sebagian besar adalah pendidik dengan tingkat pendidikan D2. Pada umumnya, pendidik TK dan SD minimal adalah S2. Paling tidak, pendidik SMP minimal adalah S2. Nagaimana akan menghasilkan anak didik berkulitas jika pendidiknya hanya dari pendidik berpendidikan D1, D2, atau D3.

Pendidik SMA dan SMK secara umum lebih banyak pada itnkat S1. namun, masih cukup banyak yang masih berpendidikan D1, D2, dan D3. Seharusnya, pendidik SMA minimal adalah S1. para pendidik pada D1, D2, dan D3 seharusnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya hinga mendapatkan gelar Sarjana.

Dari keseluruhan penjelasan tersebut, jalan keluar yang paling efektif adalah meningkatkan tingkat pendidikan para pendidik. Sehingga akan dihasilkan anak didik yang semakin berkualitas puladan siap bersaing dalam dunia global.

 

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

 

http://www.scribd.com/doc/4770849/PERSEPSI-GURU-SEKOLAH-DASAR-TERHADAP-PROGRAM-SERTIFIKASI-GURU

 

 

Blogged with the Flock Browser

Tidak ada komentar:

Posting Komentar